|                     
                          MEMBANGUN SARANG LABA-LABA  Pernahkah kalian  memperhatikan bentuk-bentuk sarang laba-laba? Tahukah kalian bahwa  laba-laba menghasilkan benang mereka sendiri, dan bahwa benang ini pun  memiliki ciri-ciri yang mengagumkan? Atau pernahkan kalian mendengar  bahwa teknik yang digunakan oleh laba-laba kebun untuk membuat sarangnya  sama dengan teknik yang dipakai oleh insinyur sipil masa kini? Seekor  laba-laba membutuhkan dua tempat terpisah untuk menganyam sarangnya. Sarang ini biasanya dianyam di sebuah sudut tempat dua dinding menyatu,  atau di antara dua ranting pohon. Kendati demikian, beberapa jenis  laba-laba begitu terampilnya sehingga mereka mampu menganyam sarang  cukup dengan menggunakan sebuah permukaan saja. Cara laba-laba menganyam  sarangnya sungguh luar biasa. Sekarang coba bayangkan apa yang akan  kita pelajari berikut ini.  Mula-mula seekor  laba-laba mencari ranting lentur yang cukup panjang untuk menganyam  sarangnya. Laba-laba dengan kuat mengikatkan seutas benang di ujung  ranting. Sambil menuruni ranting, ia terus mengeluarkan benang. Setelah  menempuh jarak tertentu, laba-laba berhenti berjalan dan berhenti  mengeluarkan benang. Laba-laba lalu melilit ranting dengan benang yang  dikeluarkan dari tubuhnya, hingga ranting itu melengkung bagaikan sebuah  busur. Dengan kuat, laba-laba kemudian melekatkan ujung benang lainnya,  yang kini terentang lurus bagai benang. Kemudian ia mulai menganyam  jaringnya di dalam busur ini. 
 
Kini coba pikirkan apa yang akan  kalian kalian lakukan jika kalian ingin merentangkan benang sepanjang  dua setengah meter di antara dua dinding yang terpisah jarak dua meter.  Sembari kalian mencoba memikirkan caranya, bacalah di sini bagaimana  sejenis laba-laba kebun memecahkan permasalahan tersebut. Laba-laba kebun  terkadang menganyam jaring mereka di antara dua cabang yang terpisah  jauh. Karena jaring-jaring semacam itu cukup besar, kemampuan jaring  tersebut untuk menangkap mangsanya pun tinggi. Namun, ukuran jaring yang  besar pelahan-lahan dapat membuat tegangan jaring berkurang. Akibatnya,  kemampuan untuk menangkap mangsa pun berkurang. Laba-laba membutuhkan  jalan keluar bagi permasalahan ini. Mungkin kalian berpikir, laba-laba  akan menganyam jaring baru setelah jaring yang lama berkurang  ketegangannya. Namun, bukannya menggantikan jaring tersebut, laba-laba  justru melakukan hal yang luar biasa: Laba-laba mengatasinya dengan  mengeluarkan seutas benang dari tengah-tengah jaring, turun ke bawah,  dan menyangkutkan batu di akhir benang mendekati permukaan tanah. Lalu,  laba-laba kembali lagi ke sarangnya, kali ini sambil menggulung benang,  hingga batu pun terangkat. Kemudian, laba-laba mengikatkan benangnya,  sekali pada batu yang berayun di udara, sekali lagi di tengah-tengah  jaring. Dengan demikian, jaring tersebut menegang kembali karena bobot  batu yang menggantung dari jejaring merentangkannya ke bawah. 
 Kalian  mungkin tidak memikirkan jalan keluar seperti itu, demikian pula  kebanyakan orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang konstruksi  bangunan. Namun, laba-laba mengetahuinya, dan menerapkan teknik ini.  Bagaimana seekor laba-laba mengetahui teknik mengagumkan seperti itu,  dan mampu menerapkannya dengan baik? Hebatnya lagi, semua laba-laba  telah menganyam jaringnya dengan teknik yang sama sejak berjuta-juta  tahun yang lalu. Pasti ada suatu “Kekuasaan” yang mengilhami laba-laba  untuk menggunakan teknik ini, karena kemampuan untuk melakukannya  sendiri tidak dimiliki oleh laba-laba. Kuasa ini adalah milik Allah Yang  Maha Kuasa, Pemilik segalanya, Yang memberi petunjuk dan mengilhami  semua makhluk untuk mengerjakan hal-hal yang harus mereka lakukan.  |  
  | 
1 comment:
Bisa-bisanya....
Post a Comment